Rabu, 10 Agustus 2005

ASMA? SENAM NAPAS SAJA

ANDA pernah memergoki orang yang mengalami asma? Sesak napas, lalu diikuti bunyi ngik… ngik…. Menandakan bahwa orang tersebut mengalami serangan asma. Selanjutnya orang itu akan berusaha membungkukkan badannya. Alasannya, napas bisa lebih longgar. Kalua begitu, apa hubungan membungkukkan badan dan saluran napas?

Serangan asma memang tidak bisa ditebak dan biasanya mendadak. Begitu orang yang menderita asma terpajani bahan penyebab alergi, dia pasti langsung susah napas. “Asma merupakan salah satu masalah kesehatan yang bisa menyebabkan disabilitas (ketidak mampuan, Red) penderita,” jelas dr. Hening L. Putra SpRM.

Aktivitas. Banyak faktor yang menimbulkan serangan asma. Misalnya, lingkungan, bahan allergen (penyebab alergi), infeksi saluran napas, dan polusi udara. Apalagi, penderita asma kronis cenderung menghindari aktivitas. Pasalnya, ada ketakutan, pernapasan menjadi sesak. Kondisi ini mengakibatkan penderita makin tidak aktif.

“Keadaan ini menempatkan penderita dalam lingkaran setan,” kata staf Lab/SMF Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK Unair/RSUD dr. Soetomo itu.

Pengurangan aktivitas tidak menolong penderita lebih sehat, tapi malah mempermudah timbulnya sesak. Selain itu, penderita mudah menjadi tegang dan panik waktu serangan. Padahal, dengan aktivitas misalnya berenang, serangan asma bisa berkurang. Ini bisa dilakukan oleh orang dewasa maupun anak-anak. “Terutama penderita asma anak, renang sangat dianjurkan. Gerakan berirama teratur membantu pola pernapasannya lebih stabil”.

Dua. Namun, dengan sedikit latihan, gejala asma bisa berkurang, yakni dengan bantuan olahraga senam. “Direhabilitasi Medik RSUD dr. Soetomo, tiap Rabu ada program senam napas sehat dan senam asma Indonesia,” ujar Hening.

Diharapkan, dengan senam tersebut, gangguan yang dialami penderita asma dapat berkurang. Dilaporkan, 36 penderita asma yang mengikuti senam napas sehat merasakan manfaatnya. Selain lebih jarang masuk rumah sakit, serangan asma yang dialaminya pun menurun. Juga diikuti derajat sesak yang berkurang. “Pada beberapa penderita, juga didapatkan pemakaian obat asmanya mulai berkurang,” tambahnya.

Unsur terpenting dalam senam asma itu adalah penderita bisa mengontrol pernapasannya. Ada beberapa latihan yang bisa dilakukan penderita. Berikut penjelasannya.

Latihan Relaksasi
Ini dilakukan sebelum melakukan latihan pernapasan. Waktunya tidak harus menunggu saat serangan. Tujuan latihan relaksasi adalah mengurangi ketegangan otot pernapasan tambahan. Juga mengurangi pemakaian energy saat bernapas.

Penderita dilatih untuk bisa melakukan breathing control (kontrol pernapasan). Lalu, penderita bisa tidur dengan posisi miring atau posisi duduk dengan kepala dan dada diatas bertumpu pada 2 – 3 bantal di meja.

“Kedua posisi ini selain membantu waktu terjadi serangan juga membantu ketegangan otot diafragma,” lanjutnya.

Bisa juga penderita duduk di kursi dengan badan condong ke depan. Bila tidak ada kursi, posisi relaksasi tersebut juga bisa dilakukan dengan berdiri.

Gerakan yang ritmis dengan cara menegangkan dan meregangkan otot juga merupakan latihan relaksasi. Ini dilakukan berulang-ulang secara bervariasi. “Gerakan ini sebaiknya dimulai dari anggota gerak atas, baru kemudian anggota gerak bawah,” kata Hening.

Sambal melakukan gerakan, penderita tetap mengontrol pernapasannya. Pada waktu latihan ini, ruangan harus tenang serta udara bersih dan segar.

Latihan Pernapasan
Pada latihan relaksasi sering disebutkan masalah mengontrol pernapasan. Nah, pada latihan pernapasan ini, akan diulas bagaimana cara yang baik, yakni dengan menggunakan otot diafragma.

Caranya, penderita bernapas dengan perut. Saat menghirup udara, perut dikembungkan. Sebalikanya saat mengembuskan napas, perut dikempiskan. Lakukan perlahan saja, menggunakan tenaga ringan. “Biasanya, pernapasan pun jadi lebih efisien dan pola napas penderita bisa kembali normal.”

Selanjutnya, ad acara pursed lip breathing, yakni dengan menghirup udara lewat hidung dan mengembuskannya lewat mulut. “Mulutnya mencucu saat mengeluarkan napas pelan-pelan,” katanya.

Kalua kesulitan melakukan sendiri, penderita bisa melakukannya dengan bantuan alat. Misalnya, meniup lilin. Bila sudah mulai membaik dan bisa melakukan breathing control ini, penderita bisa dilatih pernapasan dada bagian bawah. Kedua tangan diletakkan pada sisi samping luar iga bawah.

Kemudian, waktu mengembuskan napas, tangan ditekan ke dalam. Dan, sewaktu mulai menghirup, regangkan tangan ke bawah. “Dengan begitu, pola napas penderita menjadi benar, tidak menggunakan oto tambahan.”


***** Rajin berenang insyaAllah serangan asma bisa berkurang. Tak perlu takut sesak setelah melakukan aktivitas ini. *****