Halaman

Jumat, 08 September 2006

KEGEMUKAN BISA MENGGANGGU EREKSI

MELIHAT anak gemuk memang menggemaskan. Tapi, melihat pria dewasa gemuk, pasti banyak komentar. Yang penampilannya jadi jelek lah, yang kesehatannya tidak bagus lah, dan sebagainya. Apalagi melihat pasangan yang dua-duanya bertubuh tambun. Dibenak kita, mungkin terlintas pikiran ngeres, bagaimana ya kehidupa seksual mereka?.

Orang bilang tidak ada untungnya mengalami obesitas atau kegemukan. Kegemukan terjadi karena tubuh tidak bisa memtabolisme simpanan kalori yang ada. Bukan karena fungsi organnya menurun, tapi justru karena simpanan kalorinya terlalu banyak. “Akhirnya lemak pun menumpuk, karena hanya disimpan tidak pernah dipakai,” tutur dr. Hudi Winarso M.Kes, SpAnd. Dan bila lemak sudah menumpuk berlebih, akibatnya bisa macam-macam. Oleh sebab itu, perlu adanya pembatasan asupan makanan. Disertai meningkatkan pembakaran kalori, misalnya dengan olahraga.

Kalua sudah terlanjur gemuk, beragam penyakit mesti diwaspadai. Sebut saja hiperkolesterol, jantung koroner dan sakit liver. “Selain penyakit tersebut, kegemukan juga bisa mempengaruhi kehidupan seks seseorang,” jelasnya.

Tak Lincah. Penumpukan lemak pada pria terutama terjadi di perut. Dengan perut yang membuncit ini secara teknis akan mengganggu aktifitas. Orang tersebut akan mengalami hambatan dalam melakukan beberapa gerakan. Misalnya, gerakan yang melibatkan kontraksi otot dinding perut.

“Orang obesitas lebih sulit melakukan gerakan badan. Soalnya, terhalang tubuhnya yang besar,” kata spesialis andrology FK Unair/RSUD dr. Soetomo ini. Padahal, gerakan dinding perut tersebut cukup vital dalam aktifitas seksual. Akibatnya, aktifitas seks tidak optimal. Ditambah untuk menggerakkan badan ia membutuhkan energi yang lebih banyak. Sehingga orang bertubuh tambun mudah kecapekan. Bahkan, sampai ngos-ngosan karena kehabisan napas.

Testosteron Rendah. Selain secara mekanis, kegemukan ternyata bisa mempengaruhi kadar hormon. Yakni, hormon testosteron (hormon pria) yang jumlahnya cenderung rendah dibanding laki-laki bertubuh atletis. “Begitulah hasil suatu studi, tapi masih banyak kontroversi tentang hal ini,” tukas Hudi.

Beberapa ilmuwan mengatakan, kegemukanlah yang menyebabkan rendahnya kadar testosteron. Tapi, ada pula ilmuwan yang menyangkal. “Mereka berpendapat bahwa dengan kadar testosteron yang rendah membuat pria mengalami kegemukan,” terangnya. Tapi, lanjut Hudi, hasil suatu studi menyatakan pria berperut buncit cenderung mempunyai kadar testosteron yang sub-normal.

Gangguan Ereksi. Pada orang obesitas, penumpukan lemak bisa terjadi dimana-mana. Tidak hanya terjadi di daerah bawah kulit perut. Tapi, juga bisa di pembuluh darah. Dan ini menjadi faktor yang dominan dalam menyebabkan gangguan fungsi seksual.

Padahal, vitalitas seseorang bertantung vitalitas pembuluh darahnya. Jadi, kalua seseorang sampai bermasalah dengan pembuluh darahnya, maka banyak penyakit yang akan timbul.

Mekanismenya, penumpukan lemak menyebabkan terbuntunya pembuluh darah. Dampaknya, aliran darah jadi kurang lancar. Disamping itu, penumpukan lemak bisa menurunkan fungsi sel dinding pembuluh darah. Akibatnya, lapisan dalam pembuluh darah (endotel) tidak bisa menghasilkan bahan yang bisa memperlancar aliran darah.

Nah, bila hal ini mengenai pembuluh darah yang ke “penis”, bisa mengakibatkan gangguan seks. “Apalagi kalau terhambatnya aliran darah ke penis lebih dari 60%,” jelasnya. Keluhan gangguan ereksi mulai muncul dari para pria ini. Karena untuk ereksi diperlukan aliran darah yang lancar menuju penis. (mhs).