Halaman

Senin, 02 September 2013

Zang Xiang ; Fenomena Organ & Manifestasinya (1)

Zang Xiang atau fenomena organ dan manifestasinya ditulis oleh ahli pengobatan Cina klasik sekitar 2000 tahun yang lalu dalam sebuah buku yang berjudul Huangdi Neijing atau The Yellow Emperor's Classic berdasarkan pengamatan terhadap pengalaman hidup serta pengalaman yang sifatnya klinis.

Teori Zang Xiang menyakini bahwa qi (energi), xue (darah), yin dan yang merupakan bahan esensial untuk membentuk dan mempertahankan fungsi fisiologis orang cang (padat) maupun fu (berongga). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua bentuk perubahan patologis bersumber pada kekurangan atau kelainan unsur-unsur tersebut.

Kecuali darah, unsur-unsur yang tidak dapat dilihat itu dapat dikenali dari fungsi fisiologis dan perubahan patologisnya. Secara umum qi bersifat yang, yaitu mampu mendatangkan rasa hangat yang berfungsi mendorong dan merekat. Sedangkan darah dan yin berperan memberikan nutrisi serta membasahi. Dan meskipun organ cang fu memiliki nama yang sama dengan nama organ dalam western medicine, namun organ cang fu menurut perspektif TCM mempunyai konotasi yang lebih luas sebagaimana penjelasan berikut :

1. Hati

Hati memiliki dua fungsi utama, yaitu (A) mengatur gerakan qi dan (B) menyimpan darah.

Dengan kemampuan hati (A) mengatur gerakan qi maka hati akan dapat (a) memperlancar sirkulasi darah dan metabolisme cairan tubuh. Jika kemampuan mengatur gerakan qi melemah maka mengakibatkan stagnasi aktifitas qi sehingga dapat menyebabkan penyumbatan aliran darah dan memicu timbulnya bekuan darah. Sebaliknya apabila fungsi mengatur gerakan qi menguat maka darah akan keluar bersama-sama qi, sehingga dimungkinkan terjadinya hematemesis (muntah darah).

Selain itu pengaturan gerakan qi dapat (b) membantu limpa dan lambung mencerna makanan. Hal ini terlihat dari keseimbangan yang harmonis antara fungsi qi-limpa yang menaikkan zat yang telah dimurnikan dengan qi-lambung yang menurunkan zat yang keruh, sehingga proses pencernaan yang normal dapat berlangsung.

Apabila qi-hati menyerang limpa dan lambung, sehingga aktifitas qi-limpa dan qi-lambung mengalami gangguan, maka akan muncul keluhan distensi abdomen (kembung), nyeri perut dan diare disebabkan oleh gagalnya qi-limpa bergerak ke atas. Dapat pula timbul kembung, muntah dan cegukan akibar qi-lambung gagal turun.

Begitu pula jika terjadi defisiensi terhadap qi-hati sehingga gagal menjalankan fungsi sebagai "pengatur qi" maka sekresi dan ekskresi cairan empedu akan terpengaruh sehingga muncul gejala nyeri hipogastrium atau gangguan saluran cerna bagian bawah. Cairan empedu sendiri berasal dari hati dan merupakan akumulasi komponen qi-hati yang berlebihan serta disimpan dalam kantung empedu dan disekresikan ke dalam usus kecil untuk membantu proses pencernaan.

(c) Hati juga berhubungan dengan aktifitas mental. Dimana aktifitas mental yang normal sangat tergantung kepada kecukupan darah dan aktifitas qi. Keseimbangan antara darah dan qi ini memungkinkan seseorang merasa nyaman dan sehat. Aliran qi-hati yang berlebihan akan ditansformasikan menjadi api dan muncul gejala-gejala berupa perasaan resah dan marah.

(B) Fungsi hati sebagai penyimpan darah.

Istilah di atas mengandung pengertian bahwa, hati menyimpan sekaligus mengatur volume darah. Nutrisi yang cukup mengakibatkan cairan yin-hati berkecukupan sehingga dapat mencegah yang-hati menjadi hiperaktif. Disamping itu, dengan volume yang cukup, darah-hati dapat menghidupi jaringan dan organ seluruh tubuh sehingga aktifitas fisiologis organ-organ tersebut terjamin.

Pada kasus dimana terjadi gangguan fungsi penyimpanan darah hati akan timbul dua macam kelainan :

1. Ketidakcukupan darah-hati, sehingga tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dan timbul rasa pusing, vertigo, anggota gerak terasa lemah, pada wanita darah haid berkurang hingga amenorhea (keadaan tidak mendapatkan haid)

2. Kegagalan hati dalam menyimpan darah. Hal ini dapat ditunjukan dengan gejala hematemesis dan epistaksis (mimisan)

Hati Menguasai Tendon

Tendon merupakan pengikat otot dengan kerangka dan sendi. Konstraksi dan relaksasi tendon memungkinkan terjadinya gerakan fleksi dan ekstensi juga pronasi dan supinasi persendian. Jika darah-hati dan yin-hati mengalami defisiensi sehingga tendon tidak mendapatkan nutrisi, maka akan mengakibatkan pergerakan sendi menjadi tidak lancar. Diantara gejalanya berupa : parastesia (perasaan sakit atau abnormal-kesemutan) pada alat gerak dan mudah mengalami keletihan.

Hati Bermuara di Mata

Kondisi hati dapat dicermati dari manifestasi mata. Apabila yin-hati dan darah-hati mengalami defisiensi maka akan terjadi kekeringan dan kekaburan di mata. Demikian pula sebaliknya jika api-hati membumbung, maka mata akan tampak merah, nyeri dan membengkak. Serta dalam keadaan tertentu dapat dimanifestasikan dalam bentuk penyakit katarak.

Diringkas dari :

Tradisional Medicine. Irwan Hendrata Widjaja & H. Effendy. Lembaga Akupuntur & Herbal INORMEC. Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar