Tampilkan postingan dengan label Akupunktur Palembang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Akupunktur Palembang. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 April 2017

KEPUTIHAN, CEGAH DAN OBATI DENGAN BENAR

Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal pada wanita. Keputihan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis). Keputihan fisiologis adalah keputihan yang biasanya terjadi setiap bulannya, biasanya muncul menjelang menstruasi atau sesudah menstruasi ataupun masa subur. 

Keputihan patologis dapat disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit.

Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.

Gejala Keputihan

Keputihan normal (fisiologis), sebenarnya tidak berwarna putih dan tidak cocok disebut keputihan, banyak dipengaruhi oleh sistem hormonal, sehingga banyak sedikitnya sekret/cairan vagina sangat bergantung pada siklus bulanan dan stress yang juga dapat mempengaruhi siklus bulanan itu sendiri.

Cairan sekresi berwarna bening, tidak lengket dan encer. Tidak mengeluarkan bau yang menyengat. Gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid dan tanda masa subur pada wanita tertentu.

Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh plasenta atau uri.

Gadis muda kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.

Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.

Pada wanita hamil keputihan lebih sering timbul, karena pada ssat wanita hamil, maka kekebaln tubuhnya akan menurun.Pada waktu menopause dimana keseimbangan hormonalnya terganggu. Pada orang tua dimana kekebalan tubuhnya sudah menurun dapat pula timbul Keputihan

Keputihan abnormal (patologis)

Keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih kehijauan atau putih kelabu dari saluran vagina. 

Cairan ini dapat encer atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa.

cairan ini mengeluarkan bau yang menyengat.Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya serta dapat mengakibatkan iritasi pada vagina.

Merupakan salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang berbahaya seperti HIV, Herpes, Candyloma.

Dalam ilmu TCM keputihan/leucorhoe dikenal dengan sebutan "Dai Xia" atau "Bai Xia".  Dai Xia juga mempunya pengertian lebih luas, yaitu sebagai istilah khusus untuk segala penyakit gynaeocologi atau kelainan haid, keputihan, kehamilan dan kelahiran pada wanita, berdasarkan karena penyakit gynaecologi terbatas di daerah ikat pinggang ke bawah.

Wanita desawa disela-sela haid, sebelum haid, atau masa awal kehamilan, ada lendir/cairan yang tidak berwarna, tidak berbau, mengalir dalam vagina, jumlahnya tidak banyak adalah termasuk keadaan yang normal.

Jika lendir bertambah banyak, warna, wujud dan baunya ada kelainan atau disertai gejala diseluruh/sebagian tubuh disebut dengan penyakit Leucorhoe.

Dalam pandangan ilmu TCM  bahwa leucorhoe sebagian besar karena ada masalah di meridian Chong dan Ren yang tidak kokoh, meridian Dai kehilangan kendali, sehingga menyebabkan air lembab turun berkumpul di bawah. Hal ini juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor :
Defisiensi Limpa
Karena  makan tidak teratur atau kelelahan, menyebabkan Qi Limpa defisiensi, cairan/lembab tidak dapat tersalur ke atas, melainkan turun ke bawah, mempengaruhi meridian Dai dan Ren, terjadi leucorhoe.

Selain itu, cairan/lembab ekses di dalam, akan menimbulkan kayu hati ter"hina", Qi hati stagnasi, lama kelamaan timbul panaa, panas bercampur lembab turun ke bawah akhirnya cairan yang agak kuning dan kental turun keluar, terjadilah leucorhoe berwarna kuning disebut dengan istilah "Huang Dai".

Defisiensi Ginjal
Kondisi Ginjal defisiensi, atau banyak melahirkan, atau melakukan seks yang berlebihan, menyebabkan meridian Dai kehilangan kontrol dan meridian Ren tidak kokoh, sehingga terjadi leucorhoe.

Lembab Toxin
Kekosongan dan kelemahan uteri saat haid, atau setelah melahirkan akan mudah terserang pathogen/penyebab penyakit lembab dan toxin. Lembab toxin tertahan di dalam tubuh kemudian terjadi panas, panas dan lembab terkumpul di bawah, akhirnya lendir yang kotor, berwarna dan berbau mengalir keluar, terjadi leucorhoe hijau / Qing Dai, atau hitam / Hei Dai, atau bercampur darah/Chi Dai.

Metode Terapi Secara TCM
Mengokohkan meridian Dai, menghilangkan lembab. Terutama memilih titik meridian Shao Yang kaki, meridian Ren dan Meridian Tay Yin kaki.

Memperbaiki pola hidup, atur pola makan dengan benar, hindari stress dan diharapkan selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt supaya terhindar dari segala jenis penyakit dan bagi yang sedang terganggu semoga segera diangkat penyakitnya. Amiin...!

Note :
Penderita yang berusia 40 tahun ke atas, leucorhoe berwarna kuning, kemerahan sebaiknya menjalani pemeriksaan lebih lanjut supaya diketahui ada kemungkinan kanker atau tidak.

Membatasi hubungan seks, memperhatikan kebersihan / higienis selama masa haid, masa hamil dan menyusui.

Selama proses kelahiran menghindari terjadinya luka sobek pada leher rahim, dan menjaga kebersihan vulva.

Griya Akupunktur Madura
#dari berbagai sumber

Jumat, 08 September 2006

KEGEMUKAN BISA MENGGANGGU EREKSI

MELIHAT anak gemuk memang menggemaskan. Tapi, melihat pria dewasa gemuk, pasti banyak komentar. Yang penampilannya jadi jelek lah, yang kesehatannya tidak bagus lah, dan sebagainya. Apalagi melihat pasangan yang dua-duanya bertubuh tambun. Dibenak kita, mungkin terlintas pikiran ngeres, bagaimana ya kehidupa seksual mereka?.

Orang bilang tidak ada untungnya mengalami obesitas atau kegemukan. Kegemukan terjadi karena tubuh tidak bisa memtabolisme simpanan kalori yang ada. Bukan karena fungsi organnya menurun, tapi justru karena simpanan kalorinya terlalu banyak. “Akhirnya lemak pun menumpuk, karena hanya disimpan tidak pernah dipakai,” tutur dr. Hudi Winarso M.Kes, SpAnd. Dan bila lemak sudah menumpuk berlebih, akibatnya bisa macam-macam. Oleh sebab itu, perlu adanya pembatasan asupan makanan. Disertai meningkatkan pembakaran kalori, misalnya dengan olahraga.

Kalua sudah terlanjur gemuk, beragam penyakit mesti diwaspadai. Sebut saja hiperkolesterol, jantung koroner dan sakit liver. “Selain penyakit tersebut, kegemukan juga bisa mempengaruhi kehidupan seks seseorang,” jelasnya.

Tak Lincah. Penumpukan lemak pada pria terutama terjadi di perut. Dengan perut yang membuncit ini secara teknis akan mengganggu aktifitas. Orang tersebut akan mengalami hambatan dalam melakukan beberapa gerakan. Misalnya, gerakan yang melibatkan kontraksi otot dinding perut.

“Orang obesitas lebih sulit melakukan gerakan badan. Soalnya, terhalang tubuhnya yang besar,” kata spesialis andrology FK Unair/RSUD dr. Soetomo ini. Padahal, gerakan dinding perut tersebut cukup vital dalam aktifitas seksual. Akibatnya, aktifitas seks tidak optimal. Ditambah untuk menggerakkan badan ia membutuhkan energi yang lebih banyak. Sehingga orang bertubuh tambun mudah kecapekan. Bahkan, sampai ngos-ngosan karena kehabisan napas.

Testosteron Rendah. Selain secara mekanis, kegemukan ternyata bisa mempengaruhi kadar hormon. Yakni, hormon testosteron (hormon pria) yang jumlahnya cenderung rendah dibanding laki-laki bertubuh atletis. “Begitulah hasil suatu studi, tapi masih banyak kontroversi tentang hal ini,” tukas Hudi.

Beberapa ilmuwan mengatakan, kegemukanlah yang menyebabkan rendahnya kadar testosteron. Tapi, ada pula ilmuwan yang menyangkal. “Mereka berpendapat bahwa dengan kadar testosteron yang rendah membuat pria mengalami kegemukan,” terangnya. Tapi, lanjut Hudi, hasil suatu studi menyatakan pria berperut buncit cenderung mempunyai kadar testosteron yang sub-normal.

Gangguan Ereksi. Pada orang obesitas, penumpukan lemak bisa terjadi dimana-mana. Tidak hanya terjadi di daerah bawah kulit perut. Tapi, juga bisa di pembuluh darah. Dan ini menjadi faktor yang dominan dalam menyebabkan gangguan fungsi seksual.

Padahal, vitalitas seseorang bertantung vitalitas pembuluh darahnya. Jadi, kalua seseorang sampai bermasalah dengan pembuluh darahnya, maka banyak penyakit yang akan timbul.

Mekanismenya, penumpukan lemak menyebabkan terbuntunya pembuluh darah. Dampaknya, aliran darah jadi kurang lancar. Disamping itu, penumpukan lemak bisa menurunkan fungsi sel dinding pembuluh darah. Akibatnya, lapisan dalam pembuluh darah (endotel) tidak bisa menghasilkan bahan yang bisa memperlancar aliran darah.

Nah, bila hal ini mengenai pembuluh darah yang ke “penis”, bisa mengakibatkan gangguan seks. “Apalagi kalau terhambatnya aliran darah ke penis lebih dari 60%,” jelasnya. Keluhan gangguan ereksi mulai muncul dari para pria ini. Karena untuk ereksi diperlukan aliran darah yang lancar menuju penis. (mhs).