Tampilkan postingan dengan label Gua Sha. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gua Sha. Tampilkan semua postingan

Rabu, 31 Desember 2014

MENGENAL KEROKAN

GUA SHA/KEROKAN YANG MERAKYAT

Jika kita perhatikan, dalam menjaga kesehatannya sehari-hari, masyarakat sering melakukan kerokan. Terutamanya bila ada anggota keluarga yang mengalami masuk angin. Kerokan ini sudah menjadi salah satu bentuk pengobatan yang sudah merakyat. Kali saya mengajak anda, untuk melihat lebih jauh mengenai kerokan dalam beberapa perspekstif.


Dalam pengotaban tradisional tionghoa, kerokan dikenal sebagai gua sha. Gua Sha bila diterjemahkan secara bebas, memiliki makna menggaruk dan menimbulkan lebam. Gua Sha merupakan bentuk pengobatan tradisional Chinese medicine (TCM) yang dalam prakteknya kulit digaruk dengan menggunakan alat yang tumpul untuk menghasilkan lebam yang ringan.

Umumnya pada pengobatan TCM, alat yang digunakan untuk gua sha ini merupakan sendok keramik atau batu giok. Gua Sha ditujukan untuk mengeluarkan faktor pathogen (penyebab penyakit) pada daerah yang sakit dan menstimulasi peredaran darah di daerah tersebut dan memicu proses penyembuhan. Dalam kontek dunia barat, gua sha disebut dengan “spooning” atau “coining”. Dalam perjalanannya gua sha ini dibawa ke Vietnam, dan dikenal sebagai cao gio yang terjemahan bebasnya berarti menggaruk angin.

Di Indonesia gua sha dikenal dalam bentuk kerokan. Budaya kerokan ini ternyata sudah ada sejak zama kerajaan dahulu. Bahkan raja-raja dan petinggi kerajaan Nusantara banyak yang melakukan terapi kerokan ini untuk kesehatan. Alat yang digunakan di nusantara biasanya berupa koin. Dalam kepercayaan rakyat, semakin merah dan gelap tanda guratannya semakin parah masuk anginnya.
 
Aplikasi gua sha ini berlandaskan pada kitab pengobatan tcm Shang Han Lun (kita pengobatan tentang penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh faktor pathogen dingin). Dalam kitab ini dijelaskan ada 6 tahapan bagaimana suatu penyakit menyerang tubuh manusia, tahapan yang paling ringan adalah pada tahan kulit (dalam kontek tcm adalah tahan Tai Yang). Umumnya pathogen yang menjadi awal penyebab timbulnya penyakit berdasar kitab ini adalah angin. Angin menjadi kendaraan bagi pathogen lainnya (seperti panas, api, dingin, lembab) untuk masuk ke dalam tubuh manusia lebih dalam. Untuk mengeluarkan pathogen angin tubuh dari dalam tubuh dengan mengangatkan permukaan kulit sehingga peredaran darah meningkat dan menjadi lancar.

Gua Sha dilakukan dengan menekan secara berulang pada kulit yang telah dilumasi dengan minyak seperti minyak telon, minyak olive, minyak kelapa, atau lotion. Cairan licin ini digunakan agar tidak terjadi iritasi atau lecet pada kulit. Penggunaa herbal seperti jahe yang telah direndam dalam arak beras kadang digunakan untuk kasus-kasus tertentu. Pelumas ini dioleskan ke permukaan kulit setelah itu alat gua sha digerakkan secara perlahan-lahan supaya tidak terlalu sakit.

Secara ilmiah, gua sha dapat dijelaskan sebagai berikut. Gua Sha akan menghasilkan reaksi inflamasi atau radang yang mengakibatkan melebarnya pembuluh darah. Dengan gua sha, teradilah pelebaran pembuluh darah yang akan melancarkan aliran darah. Jika aliran darah lancar maka lebih banyak oksigen dan nutrisi masuk untuk jaringan otot. Zat-zat yang menyebabkan rasa pegal dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang atau dinetralkan. Selain itu, juga terjadi perangsangan pada keratinosit dan endotel (lapisan paling dalam pembuluh darah) yang akan bereaksi dengan munculnya propiomelanokortin (POMC). Zat ini merupakan polipeptida yang kemudian akan dipecah dengan hasil akhir salah satunya adalah beta endorphin.

Pasca gua sha didapatkan peningkatan IL-1 beta, Clq, dan beta endorphin. Sementara kadar C3 dan PGE2 justru turun. Penyebab rasa nyeri adalah PGE2 sehingga kadar PGE2 diturunkan maka nyeri akan berkurang. Hasil ini menyebabkan berkurangnya nyeri otot, badan terasa segar dan nyaman. Kadar endorfin orang-orang yang dikerok naik signifikan. Peningkatan endorfin membuat mereka nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar dan bersemangat. Inflamasi yang ditimbulkan selain meredakan nyeri otot juga akan memicu reaksi kardiovaskuler. Tandanya adalah peningkatan temperature tubuh secara ringan, antara 0,5-10c. interleukin menggambarkan adanya reaksi peradangan tidak signifikan. Makanya setelah dikerok, badan kita terasa lebih hangat. Kadar prostaglandin turun. Di sisi lain, zat ini menyebabkan nyeri otot. Penurunan kadar prostaglandin membuat nyeri otot berkurang.


Prinsip gua sha tak jauh beda dengan akupunktur yang dengan proses menancapkan jarum ke dalam tubuh. Prinsip gua sha adalah meningkatkan temperature dan energi pada tubuh yang dikerok. Peningkatan energy ini dilakukan melalui perangsang kulit tubuh bagian luar. Dengan cara ini, saraf penerima rangsang di otak akan menyampaikan rangsangan yang menimbulkan efek memperbaiki organ pada titik-titik meridian tubuh. Pada gilirannya, arus darah di tubuh yang lancar akan menyebabkan pertahanan tubuh juga meningkat.

Setiap tindakan yang berhubungan dengan kesehatan, pastilah memiliki suatu konsekuensi. Berikut ini beberapa efek samping yang mungkin terjadi apabila malakukan gua sha.

Mengakibatkan Kontraksi Dini
Seperti yang kita tahu bahwa saat dikero atau dikerik, makan akan terjadi inflamasi (peradangan). Nah yang menjadi masalah adalah reaksi penolakan terhadap inflamasi tubuh tubuh. Saat terjadi inflamasi, maka mediator anti inflamasi akan mengeluarkan suatu zat yang disebut cytokines yang merupakan sel yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh.

Zat ini akan memicu pelepasan prostaglandin yang bisa menyebabkan kontraksi pada rahim. Oleh karena itu, bagi ibu-ibu yang sedang hamil sangat dilarang menggunakan penyembuhan dengan cara dikerok karena bisa mengakibatkan timbulnya kontraksi dini akibat munculnya zat prostaglandin.

Untuk kasuk ibu hamilini, tidak hanya gua sha atau kerokan, tindakan medis pun harus diperhatikan dengan amat teliti. Sehingga tidak mengakibatkan kerugian pada ibu yang sedang hamil.

Masuknya Bakteri dan Virus
Terapis yang melakukan kerokan atau gua sha haruslah menjaga kebersihan dirinya serta peralatan kerokannya. Haruslah disterilkan dengan cara yang ketat. Saat kita mengerok atau mengerik tubuh kita, pori-pori kulit akan terbuka lebar oleh karena efek gesekan kulit dengan benda tumpul maupun karena panas tubuh yang meningkat. Saat pori-pori kita membesar apabila peralatan yang digunakan tidak disterilkan secara benar, makan besar kemungkinan terjadi infeksi dari alat yang digunakan ataupun akibat tidak bersihnya terapis yang melakukan praktek kerokan atau gua sha.

Sebagai seorang konsumen kesehatan sudah sepantasnya Anda mengetahui tindakan apa yang dilakukan kepada Anda. Be healthy, be balance. Salam sehat.

Sumber : tonylintcmacupuncture.blogspot.com