Tampilkan postingan dengan label Stroke. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Stroke. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 20 September 2014

MENGENAL TERJADINYA STROKE



APA ITU STROKE


STROKE diartikan oleh awam dengan istilah penyakit lumpuh, padahal stroke tidak selalu disertai dengan kelumpuhan. Stroke juga disebut serangan otak. Sebutan terakhir ini barangkali lebih tepat karena stroke adalah suatu kondisi yang ditandai dengan serangan otak akibat pukulan telak yang terjadi secara mendadak.

Dalam bahasa medis, stroke disebut CVA (celebro-vascular accident). Merujuk pada istilah medis ini, stroke didefinisikan sebagai gangguan saraf permanen akibat terganggunya peredaran ke otak, yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih. Sindrom klinis ini terjadi secara mendadak serta bersifat profresif sehingga menimbulkan kerusakan otak secara akut dengan tanda klinis yang terjadi secara fokal dan atau global.

Kerusakan pembuluh darah otak menyebabkan suplai darah menuju ke otak terhenti sehingga menyebabkan insiden yang mengarah pada defisit neurologis. Terhentinya suplai darah ke otak menyebabkan otak mengalami defisit oksigen, padalah kebutuhan oksigen bagi otak cukup besar, yaitu 20% dari kebutuhan total okesigen yang beredar diseluruh tubuh. Jumlah yang sangat besar, mengingat berat otak hanya sekitar 2,5% dari berat tubuh manusia.

Kebutuhan oksigen yang banyak tersebut diperlukan untuk berfungsinya seluruh aktivitas otak yang sangat berat. Oksigen diperlukan untuk aktivitas jutaan sel saraf yang ada pada otak. Sel saraf otak bertugas mengatur seluruh proses biologi yang berlangsung di dalam tubuh, termasuk untuk memelihara keseimbangan emosi. Jika pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi tidak dapaat mencapai otak, maka fungsi otak akan terhenti yang akhirnya berujung pada kematian.

Otak harus mendapat suplai oksigen secara terus menerus dalam jumlah yang memadai. Kekurangan suplai oksigen merupakan suatu gangguan, lebih parah lagi jika pasokan oksigen ke organ vital ini terhenti. Terputusnya pasokan oksigen selama lebih dari 5 detik saja menyebabkan fungsi otak terganggu. Jika suplai oksigen terputus selama 5 menit atau lebih, maka sudah dipastikan telah terjadi kerusakan otak permanen yang tidak dapat dipulihkan, karena saat itu sel otak telah mati.

Sel otak yang telah mati tidak tergantikan oleh sel baru sehingga menyebabkan terbentuknya rongga berisi cairan (infaction). Ketika stroke terjadi, maka fungsi control yang dikendalikan otak akan terganggu, gerakan tubuhnya tidak lagi bisa dilakukan seperti sebelumnya, daya ingat dan persepsi terhadap sesuatu keadaan menurun, dan bahkan segala kemampuan yang sebelumnya mempu dilakukan hilang sama sekali jika stroke telah berkembang lebih parah. Yang terjadi pecundang takdir buruk tersebut hanya satu, yaitu pasokan oksigen yang gagal mencapai otak.


Sumber :
All about stroke (Lanny Lingga, Ph.D)

Sabtu, 20 Maret 2004

STROKE…! SERANGANNYA BISA BERULANG

STROKE. Kata ini sudah sering kita dengar. Biasanya merujuk pada orang yang lumpuh separuh badan maupun seluruh badan secara mendadak. Jangan heran, kalua penderita yang sebelumnya pernah kenak serangan stroke suatu ketika lumpuh lagi. Mungkinkah?

Kelumpuhan ulang pasca stroke, biasanya juga akibat stroke. “Hal ini memang bisa terjadi, namanya stroke serangan kedua,” jelas dr. M. Saiful Islam, SpS. Memang penyakit stroke bisa terjadi berulang kali pada satu penderita. “Bahkan, ada yang mengalami stroke sebelas kali,” ungkap staf medis Lab/SMF Ilmu Penyakit Saraf FK Unair/RSUD dr Soetomo ini.

SOS. Stroke merupakan istilah keren dari gangguan fungsi otak. Serangan yang terjadi biasanya mendadak. Dan gangguan saraf yang muncul, seperti lumpuh separuh badan ini berlangsung lebih dari 24 jam.

“Kalau lumpuhnya kurang dari 24 jam, belum bisa disebut stroke,” kata Saiful. Itu namanya serangan otak sementara (SOS). Penyebab gangguan fungsi otak ini adalah peredaran darah di otak yang tak normal. Bisa saja pembuluh darah otak pecah, sehingga menyebabkan pendarahan. Atau malah sebaliknya, adanya sumbatan di pembuluh darah yang menghambat suplai darah ke otak menurun.

Hipertensi v Lansia. Jangan dikira stroke terjadi begitu saja. Tiba-tiba ada gangguan peredaran darah di otak seseorang. Untuk bisa sampai terjadi gangguan aliran darah ini, ada beberapa faktor risiko yang dipunyai seseorang. Faktor risiko ini dibagi menjadi dua kelompok besar. Yakni, yang bisa diubah dan tidak bisa diubah.

Faktor risiko yang bisa diubah seperti tekanan darah tinggi, kencing manis dan penyakit jantung. Maksudnya, bila penyakit ini bisa dihindari ataupun dikurangi, maka risiko stroke bisa diturunkan. “Selain itu, kolesterol, rokok, dan obat tertentu juga bisa mengakibatkan stroke,” ungkapnya.

Sedangkan faktro risiko yang tidak bisa diubah misalnya, usia. Semakin lanjut usia semakin tinggi kemungkinan terserang stroke. Faktor genetic dan ras juga menjadi salah satu risiko. “Stroke didapatkan lebih banyak pada ras kulit hitam disbanding kulit putih.” (bbm)

TAK HANYA LUMPUH SEPARUH

TERNYATA, gejala stroke tak hanyak lumpuh separuh. “Gejala stroke itu beragam, bergantung lokasi peredarah darah otak yang terganggu,” jelas dr. M. Saiful Islam SpS.

Kalua kaki atau lengan satu sisi mulai terasa tebal, orang sebaiknya waspada. Mungkin saja itu merupakan gejala stroke ringan. “Gejala ini bisa mengarah ke banyak penyakit, karena itu perlu pemeriksaan yang lebih teliti,” tukasnya.

Selain itu, bisa saja penderita tiba-tiba mengalami gangguan penglihatan. Awalnya, dikira penyaki mata tua. Karena gejalanya kadang hanya berupa penyempitan lapangan pandangan mata. Bisa juga terjadi gejala rabun yang berkepanjangan.

Bisa juga dijumpai penderita tiba-tiba hilang keseimbangannya. Ini bila gangguan peredaran darah terjadi di otak kecil. Otak kecil terutama mengatur masalah keseimbangan tubuh. “Saat berjalan, penderita terseok-seok, seakan mau jatuh,” kata Saiful.

Penderita stroke juga bisa mengalami gangguan komunikasi. Missal, sulit mengelurkan suara, pelo, bahkan ada yang juga mengalami bisu dalam beberapa saat.

Bagaiamana Menjaganya Supaya tidak Kambuh Lagi?

Rubah Pola Makannya
Olahraga Teratur
Hentikan Rokok
Minum Obat Teratur
Lakukan Terapi Rehabilitasi dan Pencegahan