Tampilkan postingan dengan label Makanan Junk Food. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makanan Junk Food. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 Juli 2015

MAKANAN "JUNK FOOD"

Makanan rendah gizi atau “junk food” adalah istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidak sehat atau memiliki sedikit kandungan nutrisi. Makanan nirnutrisi mengandung jumlah lemak yang besar. Makanan jenis ini tentu sangat tidak baik buat kesehatan tubuh kita, selain memberatkan bagi kerja organ juga akan banyak menimbulkan masalah kesehatan dikemudian hari. Lalu seperti apakah yang disebut makanan junk food ini?

Menurut WHO setidaknya ada sepuluh macam makanan yang termasuk dalam kategori junk food, yaitu sebagai berikut :

Makanan Kalengan
Makanan dalam kaleng baik itu buah atau daging, kandungan gizinya sudah banyak yang rusak. Terjadi perubahan sifat terhadap kandungan proteinnya hingga penyerapannya terlambat. Hamper keseluruhan kandungan vitaminnya mengalami penurunan, baik kualitas maupun kuantitas dari bahan asalnya. Tidak hanya itu, pada buah kalengan terdapat kalori yang tinggi dan dapat menyebabkan obesitas. Selanjutnya, kandungan gulanya yang tinggi dapat meningkatkan kadar gula darah sehingga memberatkan beban pancreas.

Mie Instan
Mie yang diciptakan oleh Momofuku Ando pada tahun 1958 ini bisa dikatakan sebagai salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia, harganya yang terjangkau, rasanya yang enak, selain itu cepat dan mudah untuk mengolahnya. Akan tetapi, kandungan di dalam mie instan dapat membahayakan tubuh, seperti banyaknya natrium karbonat yang bisa mencapai 30-40%. Selain itu, bumbunya yang mengandung MSG yang berlebihan, minyak sayurnya, solid ingredient, juga kecap dan sambalnya. Mengonsumsi mie instan secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena kanker.

Makanan Gorengan
Makanan yang digoreng atau proses pemasakan dengan suhu yang tinggi dapat merangsang terbentuknya senyawa karsinogenik yang dapat menjadik pemicu kanker, yaitu akrilamida. Bahkan, dalam dosis tertentu, akrilamida juga beracun bagi saraf manusia. Selain itu, gorengan yang mengandung lemak trans membuat seseorang menjadi rentan terserang batuk, bahkan radang amandel dan memperlambat pengosongan lambung sehingga berbahaya bagi penderita maag. Apabila minyak yang digunakan adalah minyak hasil penggorengan yang dilakukan berulang kali atau disebut juga dengan minyak jelantah, bahayanya akan semakin meningkat. Minyak jelantah mengandung zat radikal bebas, seperti peroksida dan epioksida yang mutagen dan karsinogen sehingga berisiko terhadap kesehatan manusia karena merangsang terjadinya berbagai penyakit degenerative.

Makanan yang Dipanggang atau Dibakar
Makanan yang diolah dengan cara dipanggang atau dibakar memang lezat, terlebih itu daging. Akan tetapi, dibalik kelezatannya ternyata menyimpan bahaya yang besar. Pemanggangan yang dilakukan dengan menggunakan arang atau kayu apa pun dapat menyebabkan terbentuknya hidrokarbon dan partikel yang berbaya bagi kesehatan. Terdapat dua senyawa karsinogenik yang terbentuk, yaitu hidrokarbon aromatic polisiklik (PAH) dan amina heterosiklik (HCH).

Makanan dari Daging Berlemak dan Jeroan
Makanan dari daging yang berlemak atau jeroan memang memiliki kadar protein, vitamin, dan mineral yang baik, tetapi mengandung kolesterol dan lemak jenuh yang dikenal sebagai pencetus penyakit jantung. Mengonsumsi secara berlebihan dan dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan tumor ganas.

Makanan Daging yang Diproses
Mengonsumsi daging yang diproses, seperti sosis dan ham secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kanker karena mengandung garam nitrit juga zat pengawet dan pewarna yang dapat memberatkan kerja hati. Selin itu, kadar natrium yang tinggi dapat mengguncang tekanan darah dan memberatkan kerja ginjal.

Olahan Keju
Olahan keju dapat memicu terjadinya obesitas dan naiknya tekanan darah apabila dikonsumsi secara berlebihan dan terus menerus, terlebih apabila terdapat pada cake atau kue keju bertelur yang dapat mengganggu selera makan menjadi berkurang.

Makanan Manis Beku
Makanan manis beku, seperti es krim atau cake beku setidaknya memiliki tiga hal yang dapat menjadi masalah bagi kesehatan, yaitu kandugan menteganya yang tinggi dapat menyebabkan obesitas, kadar gulanya yang tinggi dapat mengurangi nafsi makan, selain itu temperatur rendahnya (angin) dapat brtpengaruh terhadap usus.


Makanan Asinan
Proses dalam membuat asinan menggunakan garam yang berlebihan sehingga mengonsumsinya dapat menambah berat kerja ginjal dan memicu terjadinya hipertnsi. Terlebih pada proses pengasinan tersebut ditambhkan amonium nitrit yang dapat meningkatkan risiko kanker hidung dan tenggorokan. Bagi yang sering mengonsumsinya secara terus-menerus dapat menyebabkan radang lambung dan usus karena kadar garamnya yang tinggi.

Manisan Kering
Apabila garam nitrat yang terdapat pad  manisan kering bergabung dengan ammonium did ala tubuh, akan menghasilkan zat karsinogenik yang mengadunn eses sebagai tambahan dapat merusak fungsi hati dan organ lainnya.


Kesadaran yang tinggi dari masyarakat akan pentingnya pola hidup sehata sangat diperlukan, termasuk pengetahuan akan sakit dan penyakit. Hal itu karena tarikan industri untuk menciptakan produk yang membuat masyarakat tidak sehat semakin besar. Memang membutuhkan sebuah proses panjang untuk menimbulkan kesadaran masyarakat, namun bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan, yaitu dengan mensosialisasikan pentingnya hidup sehat, mulai dari masyarakat menengah ke bawah sampai menengah ke atas sesuai dengan problematika kesehatan yang dihadapinya. Dengan demikian, masyarakat akan mendapatkan asupan pengetahuan dan secara mandiri mampu mengatur pola hidupnya dengan baik dan terhindar dari potensi terkena penyakit, salah satunya penyakit degenerative.


Bukan berarti bahwa hanya pemerintahlah yang memiliki tanggung jawab untuk mensosialisasikan pola hidup sehat. Masyarakat awam pun harus memiliki kesadaran yang tinggi dan secara aktif mengumpulkan informasi, lalu menerapkannya di lingkungan masing-masing. Harus ada sinergi karena semuanya tidak berjalan dengan baik manakala pemerintah dan masyarakat tidak saling mendukung dan konsisten dalam menjalankannya.