Tampilkan postingan dengan label Chiropractic. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Chiropractic. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 02 Maret 2013

“CHIROPRACTIC” untuk Anak-anak, Baguskah?



Griya Akupunktur Madura - Belakangan ini metode penyembuhan keluhan tulang belakang dengan tangan atau chiropractic semakin dikenal. Metode ini diklaim aman untuk siapa pun, tak terkecuali anak dan bayi. 
Chiropractic berasal dari bahasa Yunani, chiros danpractos yang berarti dilakukan dengan tangan. Oleh karena itulah, metode ini relatif aman untuk anak, terutama untuk menjaga kesehatan tulang punggung.
“Metode ini bisa dilakukan oleh siapa pun yang punya tulang punggung, termasuk bayi berusia dua minggu,” kata dr.Inez, praktisi chiropractic dalam acara talkshow yang diadakan oleh Kidzania dan PT MHisamitsu Pharma Indonesia di Jakarta, Rabu (13/2/13).
Inez menambahkan tulang punggung adalah bagian tubuh yang sangat penting karena di bagian ini terdapat saraf pusat yang disebut medula spinalis. “Gangguan atau perubahan pada fungsi tulang punggung akan berefek pada sistem saraf,” kata chiropractor dari Citralife Chiropractic ini.
Metode chiropractic dilakukan dengan cara melakukan koreksi  dengan menekan persendian tulang belakang dan tubuh agar menjadi lurus untuk menghilangkan tekanan pada aliran saraf. Terapi dilakukan hanya dengan tangan dan bantuan alat untuk menekan tulang belakang. 
“Pada dasarnya, tubuh manusia punya kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Fungsichiropractic adalah membantu tubuh mengenali posisi yang benar sehingga proses penyembuhan lebih cepat,” katanya. 
Gangguan tulang belakang terutama terjadi karena postur tubuh yang salah, trauma, atau terjatuh. 
“Pada anak, tulang mereka belum menyatu sehingga kalau mereka sering jatuh, segmen tulang ekor bergeser dan bisa mengganggu hantaran saraf. Ini juga bisa membuat anak sering mengompol,” terangnya. 
Terapi chiropractic bisa dilakukan untuk penyembuhan atau menjaga fungsi tulang belakang. “Kelainan pada tulang belakang anak sering tidak disadari orangtua, tahu-tahu sudah besar ternyata skoliosis. Karena itu perlu deteksi dini,” katanya. (Lusia Kus Anna)