Sejarah Terapi Chuzhen
Gunung Butong
atau Wudangshan adalah salah satu gunung terkenal di Tiongkok. Gunung Butong
adalah tempat suci bagi penganut Taoisme, disana terdapat banyak kuil Tao. Lebih
dari 300 tahun silam, di Gunung Butong hidup seorang Master Tao bernama Ruhuan
Zhengren yang selain jago silat juga ahli dalam mengobati berbagai penyakit. Ilmu
pengobatan yang itu antara lain menggunakan potongan kayu yang dibentuk hingga
menjadi alat yang cocok untuk menekan atau menotok bagian tubuh yang sakit. Nama
alat atau metode itu adalah terapi Chuzhen.
Ilmu pengobatan
Chuzhe itu diturunkan pula oleh Ruhuan Zhengren ke pembantunya yang bernama Li
Er Fei. Pada suatu waktu, setelah melihat Li Er Fei cukup menguasai ilmu
pengobatan tersebut Master Ruhuan Zhengren memanggilnya dan menyuruhnya untuk
turun gunung. Li Er Fei tentu saja terkejut dan menyatakan akan setia membantu
sang Master di gunung. Namun Master Ruhuan berkata, bahwa dengan turun gunung,
Li Er Fei akan dapat menolong lebih banyak orang menggunakan ilmu terapi Chuzhen.
Akhirnya Li Er Fei mengikuti perintah sang Master yaitu turun gunung dan
mencari nafkah dengan keahlian yang dipunyainya. Dari satu tempat pindah ke
tempat yang lain. Dikatakan dalam beberapa literatur bahwa Li Er Fei dari Henan
lalu pindah ke Sichuan.
Waktu berlalu
demikian pesat bak anak panah lepas dari busurnya, Li Er Fei wafat. Tetapi sebelum
ia wafat masih sempat menurunkan ilmu Chuzhen ini ke anaknya, seiring waktu
berjalan silih berganti turun temurun ilmu Chuzhen ini diturunkan secara
kontinyu melalui garis keturunan. Ilmu terapi Chuzhen ini di Amerika Serikat
dijuluki “Daoist Acupuncture” atau Pastle Needle” diturunkan dari satu generasi
ke generasi penerusnya dalam keluarga Li Er Fei.
Sampai pada
keturunan ke-16 dari Li Er Fei, yaitu Prof. Li Zhong Yi lulusan Universitas TCM
Chen Du, yang merupakan pakar TCM terkenal di era 1970 sampai 1980an. Sebagai pakar
yang terkenal maka Prof. Li Zhong Yi sering diminta untuk mengobati pejabat tinggi
China. Tentu saja selain menggunakan metode akupunktur, tuina, dan metode TCM
lainnya ia juga sering kali mengeluarkan ilmu simpanannya yaitu terapi Chuzhen
yang tidak ada seorang pun yang pernah mengetahui dan mempelajarinya. Maklum ilmu
pemungkas ini hanya diturunkan dalam keluarga dari keturunan Li Er Fei.
Di era
kekinian, tentu saja monopoli atau rahasian keluarga demikian tidak dapt
dipertahankan terus. Apalagi Prof. Li Zhong Yi adalah dosen di Universitas TCM
Cheng Du. Maka ilmu tersebut pun diteliti secala ilmiah, dibuktikan apakah
metode Chuzhen benar-benar aman, efektif untuk mengobati berbagai penyakit. Singkat
cerita, penelitian terhadap berbagai jenis pasien yang menderita berbagai
penyakit, dari pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis) otak, penyakit
jantung koroner, nyeri leher, nyeri pinggang, sakit kepala dll menunjukkan
metode terapi Chuzhe dari Li Zhong Yi betul-betul efektif. Dengan bekal
penelitian tersebut maka ilmu terapi Chuzhen mulai dikembangkan dan diajarkan
ke berbagai negara salah satunya adalah Indonesia.
Metode Terapi Chuzhen
Metode terapi
Chuzhen memakai alat khusus, dengan teknik manipulasi tertentu, merangsang
titik akupunktur di permukaan tubuh, tanpa menembus kulit, berefek pada
meridian, organ, meregulasi Yin Yang, memperkuat energi positif menolak pathogen,
melancarkan energy di meridian, energi dan aktifkan darah, hingga mencapai
tujuan mengobati penyakit memperkuat tubuh, memulihkan kebugaran dan menjaga
kesehatan.
Alat Terapi Chuzhen
Untuk mengikuti
pelatihan terapi Chuzhen dan membeli alat terapi Chuzhen bisa menghubungi nomor
081 752 44 217, 082 331 858 375
Alatnya masih jual???
BalasHapusalat tuina masih ada pak?
BalasHapus