Jumat, 07 Maret 2014

PIJAT TUINA CHUZHEN

Sejarah Terapi Chuzhen
Gunung Butong atau Wudangshan adalah salah satu gunung terkenal di Tiongkok. Gunung Butong adalah tempat suci bagi penganut Taoisme, disana terdapat banyak kuil Tao. Lebih dari 300 tahun silam, di Gunung Butong hidup seorang Master Tao bernama Ruhuan Zhengren yang selain jago silat juga ahli dalam mengobati berbagai penyakit. Ilmu pengobatan yang itu antara lain menggunakan potongan kayu yang dibentuk hingga menjadi alat yang cocok untuk menekan atau menotok bagian tubuh yang sakit. Nama alat atau metode itu adalah terapi Chuzhen.

Ilmu pengobatan Chuzhe itu diturunkan pula oleh Ruhuan Zhengren ke pembantunya yang bernama Li Er Fei. Pada suatu waktu, setelah melihat Li Er Fei cukup menguasai ilmu pengobatan tersebut Master Ruhuan Zhengren memanggilnya dan menyuruhnya untuk turun gunung. Li Er Fei tentu saja terkejut dan menyatakan akan setia membantu sang Master di gunung. Namun Master Ruhuan berkata, bahwa dengan turun gunung, Li Er Fei akan dapat menolong lebih banyak orang menggunakan ilmu terapi Chuzhen. Akhirnya Li Er Fei mengikuti perintah sang Master yaitu turun gunung dan mencari nafkah dengan keahlian yang dipunyainya. Dari satu tempat pindah ke tempat yang lain. Dikatakan dalam beberapa literatur bahwa Li Er Fei dari Henan lalu pindah ke Sichuan.

Waktu berlalu demikian pesat bak anak panah lepas dari busurnya, Li Er Fei wafat. Tetapi sebelum ia wafat masih sempat menurunkan ilmu Chuzhen ini ke anaknya, seiring waktu berjalan silih berganti turun temurun ilmu Chuzhen ini diturunkan secara kontinyu melalui garis keturunan. Ilmu terapi Chuzhen ini di Amerika Serikat dijuluki “Daoist Acupuncture” atau Pastle Needle” diturunkan dari satu generasi ke generasi penerusnya dalam keluarga Li Er Fei.

Sampai pada keturunan ke-16 dari Li Er Fei, yaitu Prof. Li Zhong Yi lulusan Universitas TCM Chen Du, yang merupakan pakar TCM terkenal di era 1970 sampai 1980an. Sebagai pakar yang terkenal maka Prof. Li Zhong Yi sering diminta untuk mengobati pejabat tinggi China. Tentu saja selain menggunakan metode akupunktur, tuina, dan metode TCM lainnya ia juga sering kali mengeluarkan ilmu simpanannya yaitu terapi Chuzhen yang tidak ada seorang pun yang pernah mengetahui dan mempelajarinya. Maklum ilmu pemungkas ini hanya diturunkan dalam keluarga dari keturunan Li Er Fei.

Di era kekinian, tentu saja monopoli atau rahasian keluarga demikian tidak dapt dipertahankan terus. Apalagi Prof. Li Zhong Yi adalah dosen di Universitas TCM Cheng Du. Maka ilmu tersebut pun diteliti secala ilmiah, dibuktikan apakah metode Chuzhen benar-benar aman, efektif untuk mengobati berbagai penyakit. Singkat cerita, penelitian terhadap berbagai jenis pasien yang menderita berbagai penyakit, dari pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis) otak, penyakit jantung koroner, nyeri leher, nyeri pinggang, sakit kepala dll menunjukkan metode terapi Chuzhe dari Li Zhong Yi betul-betul efektif. Dengan bekal penelitian tersebut maka ilmu terapi Chuzhen mulai dikembangkan dan diajarkan ke berbagai negara salah satunya adalah Indonesia.

Metode Terapi Chuzhen
Metode terapi Chuzhen memakai alat khusus, dengan teknik manipulasi tertentu, merangsang titik akupunktur di permukaan tubuh, tanpa menembus kulit, berefek pada meridian, organ, meregulasi Yin Yang, memperkuat energi positif menolak pathogen, melancarkan energy di meridian, energi dan aktifkan darah, hingga mencapai tujuan mengobati penyakit memperkuat tubuh, memulihkan kebugaran dan menjaga kesehatan.

Alat Terapi Chuzhen





Untuk mengikuti pelatihan terapi Chuzhen dan membeli alat terapi Chuzhen bisa menghubungi nomor 081 752 44 217, 082 331 858 375

2 komentar: