Rabu, 20 Mei 2015

TEKNIK AKUPUNKTUR PADA KASUS BAYI SUNGSANG

Posisi setiap bayi dalam rahim ibu bisa tidak bisa sama. Memang pada umumnya, posisi bayi dalam rahim adalah posisi terbaring telungkup dengan punggung di bagian depan. Selain posisi tersebut, biasa pula jika bayi berbaring dengan punggung menghadap ke sisi kiri. Lalu terdapat pula posisi bayi sungsang yang bisa menjadi penyulit pada saat persalinan.

Ada beberapa posisi bayi sungsang. Posisi itu adalah presentasi bokong. Artinya, pada pemeriksaan dalam yang teraba hanya bokong bayi saja. Posisi itu terjadi karena janin meluruskan (ekstensi) kedua sendi lututnya, sehingga kedua kaki mengarah ke atas dan kedua ujungnya sejajar dengan bahu atau kepala. Posisi sungsang berikutnya adalah presentasi bokong teraba dengan satu kaki di sampingnya, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Posisi sungsang berikutnya adalah presentasi kaki. Saat pemeriksaan yang teraba lebih dulu adalah salah satu atau kedua kaki, karena posisi kaki berada di bagian paling rendah.

Sebab Sungsang
Bisa dikatakan letak janin bergantung pada proses adaptasinya di dalam rahim. Jika posisi sungsang terjadi di bawah usia kehamilan 32 minggu jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga janin masih dapat bergerak bebas. Artinya dari yang posisinya sungsang bisa berputar menjadi melintang lalu berputar lagi, sehingga posisi kepala di bagian bawah rahim. Selain itu proporsi antara ukuran janin dan ruang rahim juga cukup besar sehingga memudahkan prgerakan janin. Jangan heran kalau pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang menjadi lebih tinggi.

Permasalahannya adalah ketika memasuki usia kehamilan 37 minggu ke atas, posisi sungsang sudah sulit untuk berubah karena bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul. Namun semestinya di trimester ketiga, bokong janin dengan tungkai terlipat yang ukurannya lebih besar daripada kepala akan menempati ruangan yang lebih besar yakni di bagian atas rahim. Sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil, di segmen bawah rahim. Tetapi muncul masalah mengapa posisi sungsang kok, masih bisa hingga usia kehamilan cukup bulan?

Menurut Fischer, ada beberapa sebab, yakni hamil kembar. Artinya, adanya lebih dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang lebih nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian bawah rahim. Sebab lainnya adalah multiparitas, yaitu ibu telah melahirkan banyak anak sehingga rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke 37 dan seterusnya.

Penyebab sungsang bisa pula karena hidramnion, itu loh jumlah air ketuban yang melebihi normal. Keadaan itu menyebabkan janin lebih leluasa bergerak walau sudah memasuki trimester ketiga. Selain itu, karena gangguan hidrosefalus bisa pula menyebabkan bayi sungsang. Hidrosefalus adalah besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan yang membuat janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas rahim. Karena plasenta previa pun dapat mengakibatkan bayi sungsang. Plasenta previa adalah adanya plasenta yang menutupi jalan lahir, sehingga dapat mengurangi luas ruangan dalam rahim. Kemudian panggul sempit, yakni ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang. Kelainan bawaan juga dapat mengakibatkan bayi sungsang. Jika bagian bawah rahim lebih besar daripada bagian atasnya, maka janin cenderung menngubah posisinya menjadi sungsang. Disamping itu menurut tinjauan kedokteran timur (Akupunktur) salah satu penyebab terjadinya malposisi janin termasuk di antaranya letak sungsang adalah karena faktor emosional si ibu, stres dan sebagainya menimbulkan hambatan aliran energi vital (Qi) sehingga janin gagal mencapai posisi alamiah (normal).

Mengatasi Bayi Sungsang
Sampai sejauh ini tidak banyak yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi bayi sungsang terutama jika usia kehamilan yang semakin tua dan ukuran janin yang semakin bertambah besar. Salah satunya yang mungkin akan dilakukan oleh dokter adalah dengan cara memutarnya dari luar External Cephalic Version (ECV). Cara ini sangat tergantung dari keahlian dokter yang bersangkutan namun sekarang sudah tidak dianjurkan lagi mengingat resikonya yang cukup besar.

Salah satu cara yang paling aman yang patut dicoba adalah dengan akupunktur. Beberapa titik akupunktur terbukti dapat membantu mengembalikan janin ke posisi normal. Walaupun mekanisme kerja akupunktur dalam reposisi janin dengan letak sungsang belum sepenuhnya dipahami oleh para ahli namun pada banyak kasus akupunktur terbukti efektif dalam membantu mengembalikan posisi janin yang abnormal tersebut. Akupunktur juga dinilai sangat aman karena tidak memanipulasi janin secara langsung sehingga tidak beresiko menimbulkan lilitan pusat atau ruptur plasenta yang bisa terjadi pada tindakan ECV yang tidak tepat. Akupunktur juga dapat meningkatkan sekresi endorphin dalam darah ibu sehingga membuat lebih rilek, sehat dan nyaman serta siap untuk menghadapi proses persalinan.

Sumber :http://doktertrams.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar