ANDA pernah memergoki orang yang
mengalami asma? Sesak napas, lalu diikuti bunyi ngik… ngik…. Menandakan bahwa
orang tersebut mengalami serangan asma. Selanjutnya orang itu akan berusaha
membungkukkan badannya. Alasannya, napas bisa lebih longgar. Kalua begitu, apa
hubungan membungkukkan badan dan saluran napas?
Serangan asma memang tidak bisa
ditebak dan biasanya mendadak. Begitu orang yang menderita asma terpajani bahan
penyebab alergi, dia pasti langsung susah napas. “Asma merupakan salah satu
masalah kesehatan yang bisa menyebabkan disabilitas (ketidak mampuan, Red)
penderita,” jelas dr. Hening L. Putra SpRM.
Aktivitas.
Banyak faktor yang menimbulkan serangan asma. Misalnya, lingkungan, bahan allergen
(penyebab alergi), infeksi saluran napas, dan polusi udara. Apalagi, penderita
asma kronis cenderung menghindari aktivitas. Pasalnya, ada ketakutan,
pernapasan menjadi sesak. Kondisi ini mengakibatkan penderita makin tidak
aktif.
“Keadaan ini menempatkan
penderita dalam lingkaran setan,” kata staf Lab/SMF Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi FK Unair/RSUD dr. Soetomo itu.
Pengurangan aktivitas tidak
menolong penderita lebih sehat, tapi malah mempermudah timbulnya sesak. Selain itu,
penderita mudah menjadi tegang dan panik waktu serangan. Padahal, dengan
aktivitas misalnya berenang, serangan asma bisa berkurang. Ini bisa dilakukan
oleh orang dewasa maupun anak-anak. “Terutama penderita asma anak, renang
sangat dianjurkan. Gerakan berirama teratur membantu pola pernapasannya lebih
stabil”.
Dua. Namun, dengan sedikit
latihan, gejala asma bisa berkurang, yakni dengan bantuan olahraga senam. “Direhabilitasi
Medik RSUD dr. Soetomo, tiap Rabu ada program senam napas sehat dan senam asma
Indonesia,” ujar Hening.
Diharapkan, dengan senam
tersebut, gangguan yang dialami penderita asma dapat berkurang. Dilaporkan, 36
penderita asma yang mengikuti senam napas sehat merasakan manfaatnya. Selain lebih
jarang masuk rumah sakit, serangan asma yang dialaminya pun menurun. Juga diikuti
derajat sesak yang berkurang. “Pada beberapa penderita, juga didapatkan
pemakaian obat asmanya mulai berkurang,” tambahnya.
Unsur terpenting dalam senam asma
itu adalah penderita bisa mengontrol pernapasannya. Ada beberapa latihan yang
bisa dilakukan penderita. Berikut penjelasannya.
Latihan
Relaksasi
Ini dilakukan sebelum melakukan
latihan pernapasan. Waktunya tidak harus menunggu saat serangan. Tujuan latihan
relaksasi adalah mengurangi ketegangan otot pernapasan tambahan. Juga
mengurangi pemakaian energy saat bernapas.
Penderita dilatih untuk bisa
melakukan breathing control (kontrol pernapasan). Lalu, penderita bisa tidur
dengan posisi miring atau posisi duduk dengan kepala dan dada diatas bertumpu
pada 2 – 3 bantal di meja.
“Kedua posisi ini selain membantu
waktu terjadi serangan juga membantu ketegangan otot diafragma,” lanjutnya.
Bisa juga penderita duduk di
kursi dengan badan condong ke depan. Bila tidak ada kursi, posisi relaksasi
tersebut juga bisa dilakukan dengan berdiri.
Gerakan yang ritmis dengan cara menegangkan
dan meregangkan otot juga merupakan latihan relaksasi. Ini dilakukan
berulang-ulang secara bervariasi. “Gerakan ini sebaiknya dimulai dari anggota
gerak atas, baru kemudian anggota gerak bawah,” kata Hening.
Sambal melakukan gerakan,
penderita tetap mengontrol pernapasannya. Pada waktu latihan ini, ruangan harus
tenang serta udara bersih dan segar.
Latihan
Pernapasan
Pada latihan relaksasi sering
disebutkan masalah mengontrol pernapasan. Nah, pada latihan pernapasan ini,
akan diulas bagaimana cara yang baik, yakni dengan menggunakan otot diafragma.
Caranya, penderita bernapas
dengan perut. Saat menghirup udara, perut dikembungkan. Sebalikanya saat
mengembuskan napas, perut dikempiskan. Lakukan perlahan saja, menggunakan
tenaga ringan. “Biasanya, pernapasan pun jadi lebih efisien dan pola napas
penderita bisa kembali normal.”
Selanjutnya, ad acara pursed lip
breathing, yakni dengan menghirup udara lewat hidung dan mengembuskannya lewat
mulut. “Mulutnya mencucu saat mengeluarkan napas pelan-pelan,” katanya.
Kalua kesulitan melakukan
sendiri, penderita bisa melakukannya dengan bantuan alat. Misalnya, meniup
lilin. Bila sudah mulai membaik dan bisa melakukan breathing control ini,
penderita bisa dilatih pernapasan dada bagian bawah. Kedua tangan diletakkan
pada sisi samping luar iga bawah.
Kemudian, waktu mengembuskan napas,
tangan ditekan ke dalam. Dan, sewaktu mulai menghirup, regangkan tangan ke
bawah. “Dengan begitu, pola napas penderita menjadi benar, tidak menggunakan
oto tambahan.”
*****
Rajin berenang insyaAllah serangan asma bisa berkurang. Tak perlu takut sesak setelah
melakukan aktivitas ini. *****