TROMBOSIT
Pasukan
Anti Pendarahan yang Genius
GRIYA SEHAT AKUPUNKTUR -
Tubuh manusia layaknya sebuah nengara yang terlindung benteng penghalau musuh.
Jaringan kulit menjadi benteng utama yang harus selalu kokoh. Persediaan
logistik untuk peremajaan benteng jaringan kulit harus dengan teratur melalui
aliran darah pada koridor pembuluh darah dengan trayek yang super sibuk.
Apabila terjadi kerusakan kulit yang menyebabkan bocornya lorong pembuluh darah
kapiler saja, maka akan segera ditutup dengan bahan penambal untuk mencegah
kehilangan darah dan masuknya penyusup dari luar tubuh yang mengancam keamanan
tubuh. Pasukan yang akan berkorban untuk menutupi celah terbuka pada benteng
ini bernama Trombosit.
Trombosit atau
keping darah adalah kepingan kecil yang tidak mempunyai nukleus (inti sel)
berisi data DNA. Trombosit berdiameter 2-4 μm (mikrometer) dengan bentuk yang
tidak teratur, tidak berwarna, berukuran lebih kecil dari eritrosit (sel darah
merah) dan leukosit (sel darah putih), dan mudah pecah bila tersentuh benda
kasar. Trombosit diproduksi di sumsum tulang, paru-paru, dan limpa. Masa dinas
trombosit rata-rata 4-9 hari. Jumlah trombosit pada orang dewasa berkisar
200.000 – 300.000 keping/mm³. Trombosit adalah garda terdepan bagi suksesnya
operasi pembekuan darah dan penghentian aliran darah. Trombosit membawa pasokan
logistik berupa prostaglandin dan tromboksan. Kedua zat tersebut berfungsi
untuk mempersempit lorong pembuluh darah dan membuat bekuan darah bila terjadi
kerusakan pembuluh darah sehingga kebocoran segera tertutup.
Trombosit
bekerja begitu genius layaknya pasukan zeni yang melakukan konstruksi efektif
dan cepat, walau tak dibekali otak pada setiap kepingnya. Pendarahan kecil
apapun akan segera dihentikan oleh trombosit. Ketika sebuah pembuluh darah
terputus/robek akan terjadi tiga langkah operasi. Pertama, syaraf di sekitar
dinding pembuluh darah akan mengirim signal bahaya kepada trombosit terdekat.
Trombosit disekitar pembuluh darah akan melepaskan serotonin dan tromboksan A2
(prostaglandin) yang mengerutkan otot polos pembuluh tersebut, sehingga
kehilangan darah akibat aliran darah bocor bisa dihindari. Pengerutan ini akan
berlangsung 20-30 menit.
Di sisi lain
sel megakariosit di sumsum tulang segera berpencar menjadi trombosit sementara,
kemudian trombosit segera menyisir pembuluh darah untuk mendeteksi adanya
kerusakan permukaan pembuluh darah. Jika trombosit bersentuhan dengan permukaan
pembuluh yang rusak maka trombosit akan membengkak tak beraturan, dan menjadi
lengket, sehingga akan merekat pada serabut kolagen dinding pembuluh darah dan
akhirnya terbentuk sumbatan trombosit.
Trombosit juga
akan melepaskan ADP untuk meminta bantuan trombosit lain, sehingga
mengakibatkan terkumpulnya sejumlah masa trombosit untuk membentuk sumbatan.
Jika kerusakan pembuluh darah kecil, maka sumbatan trombosit mampu menghentikan
pendarahan. Jika kerusakannya besar, maka kerusakan trombosit dapat mengurangi
pendarahan sampai proses pembekuan terbentuk.
Sementara
bekuan darah yang mencegah kehabisan darah akan timbul dalam waktu 15-120
detik, jika kerusakan dinding pembuluh cukup berat, maka bekuan akan terjadi
setelah beberapa menit. Preses pembekuan darah ini layaknya deret domino di
mana beraksinya faktor pertama akan membuat reaksi berantai hingga reaksi
terakhir pada faktor ke-15 menyempurnakan aksi pembekuan darah.
Kerusakan pada
pembuluh darah akan membuat protrombin aktivator beraksi. Protrombin aktivator
mempercepat reaksi perubahan protombin menjadi trombin dengan bantuan ion
kalsium. Trombin bekerja sebagai enzim untuk merubah fibrinogen menjadi
benang-benang jala (fibrin) dengan bantuan ion kalsium. Fibrin berjalan ke
segala arah dan plasma untuk membentuk sumbatan pembekuan darah.
Segera setelah
terbentuk, bekuan darah akan menyusut akibat kerja protein kontraktil dalam
trombosit. Benang-benang jala fibrin kemudian dikerutkan untuk menarik
permukaan yang terpotong agar saling mendekat dan untuk menyediakan kerangka
kerja untuk perbaikan jaringan. Bersamaan dengan penyusutan bekuan, suatu
cairan yang disebut plasma darah tanpa fibrinogen dan beberapa faktor lain yang
disebut serum akan keluar dari bekuan dan menutup kebocoran hingga selesainya
perbaikan saluran yang rusak.
Proses
pembekuan darah dipengaruhi antarai lain oleh fungsi hati yang memproduksi
sebagian keping untuk menghasilkan efek domino faktor pembekuan dan vitamin K
(menadion) yang sangat penting dalam pembentukan protrombin dan faktor
pembekuan lainnya dalam hati. Selain itu vitamin K dari usus bergantung pada
garam empedu yang diproduksi hati. Sumbatan pada saluran empedu akan mengurangi
kemampuan untuk membentuk bekuan darah. Trobosit adalah sebuah contoh dari
kepingan konstruktif yang genius buah kesempurnaan ciptaan Allah Swt.
Sumber : Tabloid bekam edisi 9/TH. II/2011: 15