Sabtu, 13 Juli 2013

KONTROVERSI ROKOK HERBAL

Banyak orang menyalahartikan rokok herbal sebagai rokok kesehatan. Rokok herbal pun disebut sebagai alternatif yang lebih sehat daripada rokok tembakau pada umumnya. Nilai jual utama rokok herbal adalah klaim sebagai alternatif yang lebih sehat untuk rokok biasa. Bagaimana sebetulnya?

Pada umumnya yang disebut rokok herbal (herbal cigarette) adalah rokok yang tidak mengandung tembakau. Komposisinya merupakan campuran dan berbagai bahan herbal yang sangat beragam. Rokok ini sering dijadikan sebagai perantara bagi orang yang ingin berhenti merokok.

Sebetulnya sejarah rokok herbal di  sudah cukup lama. Salah satu produsen rokok herbal yang disebut tertua di dunia adalah Honeyrose di Inggris. Produsen tersebut memproduksi rokok herbal sejak 1947. Rokok herbal di negara-negara barat memiliki tambahan herbal-herbal atau tumbuhan seperti rambut jagung, daun marshmallow, kelopak mawar, bunga dan lain-lain. Untuk meningkatkan rasa dan aroma, pabrik rokok herbal memasukkan bahan-bahan aromatic seperti vanilla dan melati.

Di Indonesia, rokok herbal baru terkenal akhir-akhir ini saja. Namun, Herbalplus tidak menemukan data pasti sejak kapan rokok herbal ada di sini. Yang jelas, popularitas rokok herbal masih kalah jauh dibandingkan rokok kretek, yang selain menggunakan tembakau juga menggunakan cengkeh sebagai bahan pembuatnya.

Rupanya yang dijual sebagai rokok herbal di Indonesia bukan rokok herbal bebas tembakau. Ada juga yang rokok herbal yang tetap menggunakan tembakau, hanya saja dengan tambahan berbagai bahan herbal. Komposisi dasar rokok herbal tersebut sama seperti rokok pada umumnya. Bahan herbal yang ditambahkan seperti daun sirih, kayu siwak, madu, sirgunggu, dan teh hijau. Penambahan bahan-bahan herbal ini diklaim mampu menekan kadar nikotin di dalam rokok.

IKLAN MENYESATKAN ?

Jika kita menengok iklan rokok-rokok herbal, baik yang bebas tembakau maupun tidak, kita mendapati klaim-klaim yang sangat bombastis. Salah satu produses ‘rokok herbal’ loka yang masih mengandung tembakau, berani mengklaim bahwa rokok herbal buatannya tidak merusak kesehatan. Alasannya, rokok tersebut terbuat dari puluhan ramuan herbal yang diolah menjadi bahan-bahan campuran tembakau pilihan sehingga mampu menetralkan kandungan tar & nikotin. Ramuan tersebut diklaim berfungsi untuk sebagai terapi kesehatan warisan leluhur tanpa bahan kimia. Beberapa khasiat yang disebutkan adalah berfungsi melancarkan peredaran darah dan membersihkan racun dalam tubuh terutama pada saluran pernafasan.

Klaim bahwa rokok herbal tidak merusak kesehatan, bahkan banyak manfaatnya, tentu saja patut dipertanyakan. Klaim-klaim itu dibuat tanpa ada data pendukung, baik secara empiris apalagi hasil penelitian ilmiah. Tidaklah mengherankan jika di berbagai belahan dunia, banyak pakar yang memperingatkan warga mengenai bahaya rokok herbal. Rokok herbal yang bebas tembakau pun bukan berarti aman bagi kesehatan.

BEBAS NIKOTIN, TETAP BERBAHAYA

“Bebas dari zat adiktif berupa nikotin, tidak berarti rokok herbal jadi aman,” kata Matthew Gold, dari Federal Trade Comission (FTD) Amerika Serikat. Produsen rokok herbal di Negara itu diwajibkan mencantumkan peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok herbal karena menghasilkan tar dan karbon monoksida yang berbahaya bagi tubuh. Mereka juga tidak diperbolehkan mengklaim dalam iklan bahwa rokok herbal lebih aman karena tidak mengandung zat adiktif.

Dr John Moore-Gillon, saat menjabat sebagai the British Lung Foundation juga meluruskan anggapan bahwa merokok berbahaya hanya karena rokok biasa mengandung nikotin.

“Banyak yang mengira bahwa rokok herbal lebih aman karena tidak mengandung nikotin. Nikotin memang adiktif, tetapi bukan zat itu yang menyebabkan perokok terancam kanker paru-paru,” karena seperti dikutip BBC tahun 1999. Menurutnya, selain mengandung racun-racun seperti pada rokok tembakau biasa, rokok herbal tidak terbukti membantu seseorang melepaskan diri dari ketergantungan terhadap nikotin.

Rokok herbal tetap berbahaya, karena dikonsumsi dengan cara biasa yaitu dibakar dan asapnya dihisap. Rokok herbal menghasilkan toksi-toksi yang serupa dengan yang dihasilkan rokok tembakau, termasuk tar dan karbon monoksida. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian, seperti yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Vienna dan dipublikasikan pada jurnal The Lancet. Para peneliti yang dipimpin Dr Ernest Groman itu menyimpulkan bahwa rokok herbal menyimpan potensi bahaya bagi kesehatan manusia.

Sumber : herbaplusnewmagazine/no.vi/01/june/2013

5 komentar:

  1. terapi akupunktur memang bagus saya udah mencobanya

    BalasHapus
  2. betul sekali setuju akupungktur memang bagus banget

    BalasHapus
  3. Gila bener sales yang datang ke rumah gw,, blang roko SIN adalah roko kesehatan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit katanya,,, dan rasanyapun sama dgn roko pada umumnya,,, kenapa hrus bilang bsa menyembuhkannpenyakit ini lah itu lah,,, kalo hanya ingin barangnya cepet laku sja, gk gitu kale caranya,,malah bilabg bikinan ulama dan ustaz ktanya itu yg malah tambah lebih parah lagi buatan pondok pesantren di jawa tengah ktnya,,, sialan klo sama2 rokok itu berbahaya jangan lah bilang bsa menyembuhkan 9enyakit,,, malah sampe oangker jantung,paru2, diabetes, dan penyakit berat lainya,,, waaaah gile bener menyesatkan,,,

    BalasHapus
  4. Kalo ada mohon di publikasikan rokok sin yg katahya herbal,,, mohon diteliti dan hasilnya si publikasikan biar masarakat tau

    BalasHapus
  5. Qlo saya,knsumsi prodak roko herbal ini,..setelah sakit 8 bulan dan berobat kemana mana,lalu ada yg menawarkan roko herbal trsebut
    Skrng dh baik dn bs aktivitas sprti biasa,..kesembuhan dari allh swt,sareat saja..
    Semua kembali ke maaing2 saja
    Pasti semua prodak apapun ada efek negative dan positive nya...

    Salam santun sahabtku semua...

    BalasHapus