Posisi setiap bayi dalam rahim
ibu bisa tidak bisa sama. Memang pada umumnya, posisi bayi dalam rahim adalah
posisi terbaring telungkup dengan punggung di bagian depan. Selain posisi
tersebut, biasa pula jika bayi berbaring dengan punggung menghadap ke sisi
kiri. Lalu terdapat pula posisi bayi sungsang yang bisa menjadi penyulit pada
saat persalinan.
Ada beberapa posisi bayi sungsang. Posisi itu adalah presentasi bokong.
Artinya, pada pemeriksaan dalam yang teraba hanya bokong bayi saja. Posisi itu
terjadi karena janin meluruskan (ekstensi) kedua sendi lututnya, sehingga kedua
kaki mengarah ke atas dan kedua ujungnya sejajar dengan bahu atau kepala.
Posisi sungsang berikutnya adalah presentasi bokong teraba dengan satu kaki di
sampingnya, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Posisi sungsang
berikutnya adalah presentasi kaki. Saat pemeriksaan yang teraba lebih dulu
adalah salah satu atau kedua kaki, karena posisi kaki berada di bagian paling
rendah.
Sebab Sungsang
Bisa dikatakan letak janin
bergantung pada proses adaptasinya di dalam rahim. Jika posisi sungsang terjadi
di bawah usia kehamilan 32 minggu jumlah air ketuban relatif lebih banyak,
sehingga janin masih dapat bergerak bebas. Artinya dari yang posisinya sungsang
bisa berputar menjadi melintang lalu berputar lagi, sehingga posisi kepala di
bagian bawah rahim. Selain itu proporsi antara ukuran janin dan ruang rahim
juga cukup besar sehingga memudahkan prgerakan janin. Jangan heran kalau pada
kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang menjadi lebih tinggi.
Permasalahannya adalah ketika memasuki usia kehamilan 37 minggu ke atas, posisi
sungsang sudah sulit untuk berubah karena bagian terendah janin sudah masuk ke
pintu atas panggul. Namun semestinya di trimester ketiga, bokong janin dengan
tungkai terlipat yang ukurannya lebih besar daripada kepala akan menempati
ruangan yang lebih besar yakni di bagian atas rahim. Sedangkan kepala berada
dalam ruangan yang lebih kecil, di segmen bawah rahim. Tetapi muncul masalah
mengapa posisi sungsang kok, masih bisa hingga usia kehamilan cukup bulan?
Menurut Fischer, ada beberapa sebab, yakni hamil kembar. Artinya, adanya lebih
dari satu janin dalam rahim menyebabkan terjadinya perebutan tempat. Setiap
janin berusaha mencari tempat yang lebih nyaman, sehingga ada kemungkinan
bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian bawah
rahim. Sebab lainnya adalah multiparitas, yaitu ibu telah melahirkan banyak
anak sehingga rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk
berputar hingga minggu ke 37 dan seterusnya.
Penyebab sungsang bisa pula karena hidramnion, itu loh jumlah air ketuban yang
melebihi normal. Keadaan itu menyebabkan janin lebih leluasa bergerak walau
sudah memasuki trimester ketiga. Selain itu, karena gangguan hidrosefalus bisa
pula menyebabkan bayi sungsang. Hidrosefalus adalah besarnya ukuran kepala
akibat kelebihan cairan yang membuat janin mencari tempat yang lebih luas,
yakni di bagian atas rahim. Karena plasenta previa pun dapat mengakibatkan bayi
sungsang. Plasenta previa adalah adanya plasenta yang menutupi jalan lahir,
sehingga dapat mengurangi luas ruangan dalam rahim. Kemudian panggul sempit,
yakni ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang.
Kelainan bawaan juga dapat mengakibatkan bayi sungsang. Jika bagian bawah rahim
lebih besar daripada bagian atasnya, maka janin cenderung menngubah posisinya
menjadi sungsang. Disamping itu menurut tinjauan kedokteran timur (Akupunktur)
salah satu penyebab terjadinya malposisi janin termasuk di antaranya letak
sungsang adalah karena faktor emosional si ibu, stres dan sebagainya
menimbulkan hambatan aliran energi vital (Qi) sehingga janin gagal mencapai
posisi alamiah (normal).
Mengatasi Bayi Sungsang
Sampai sejauh ini tidak banyak
yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi bayi sungsang terutama jika usia
kehamilan yang semakin tua dan ukuran janin yang semakin bertambah besar. Salah
satunya yang mungkin akan dilakukan oleh dokter adalah dengan cara memutarnya
dari luar External Cephalic Version (ECV). Cara ini sangat tergantung dari
keahlian dokter yang bersangkutan namun sekarang sudah tidak dianjurkan lagi
mengingat resikonya yang cukup besar.
Salah satu cara yang paling aman yang patut dicoba adalah dengan akupunktur.
Beberapa titik akupunktur terbukti dapat membantu mengembalikan janin ke posisi
normal. Walaupun mekanisme kerja akupunktur dalam reposisi janin dengan letak
sungsang belum sepenuhnya dipahami oleh para ahli namun pada banyak kasus
akupunktur terbukti efektif dalam membantu mengembalikan posisi janin yang
abnormal tersebut. Akupunktur juga dinilai sangat aman karena tidak
memanipulasi janin secara langsung sehingga tidak beresiko menimbulkan lilitan
pusat atau ruptur plasenta yang bisa terjadi pada tindakan ECV yang tidak
tepat. Akupunktur juga dapat meningkatkan sekresi endorphin dalam darah ibu
sehingga membuat lebih rilek, sehat dan nyaman serta siap untuk menghadapi
proses persalinan.
Sumber
:http://doktertrams.blogspot.com/