Secara umum, untuk mendapatkan paru
yang sehat, kita perlu menghindari kebiasaan merokok atau terlalu banyak
terkena polusi udara. Sayangnya, dengan tinggal di kota-kota besar, paparan
asap rokok dan polusi udara sering kali tidak dapat dihindari.
Misalnya, meskipun sudah menghindari
kebiasaan merokok secara aktif, tetapi saat berada di ruang publik, paparan
asap rokok dari orang-orang sekitar membuat kita menjadi perokok pasif. Sering
berkendara motor dan berada di jalan raya juga membuat kita terpapar polusi di
jalan. Lantas apa yang harus dilakukan?
Menurut dokter spesialis paru dari
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Agus Dwi Susanto, setidaknya
ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk menghindari polusi ataupun efek
negatifnya bagi tubuh. Pertama, pemakaian masker untuk mengurangi masuknya paparan
ke dalam tubuh.
"Masker paling tidak akan
mengurangi paparan yang masuk ke dalam tubuh. Meskipun tidak semua masker sama
karena memiliki kemampuan filtrasi yang berbeda-beda," ujar Agus dalam
acara konferensi pers Combi Hope bertajuk "Edukasi Gaya Hidup Sehat bagi
Generasi Muda" di Jakarta, Senin (7/4/2014).
Kedua, memulai aktivitas lebih pagi.
Menurut Agus, dengan memulai aktivitas lebih pagi, seperti berangkat ke tempat
kerja, maka paparan polusi udara pun masih sedikit. Artinya, udara masih relatif
masih bersih sehingga dampak polusi masih dapat diminimalisasi.
Ketiga, yaitu menyempatkan
berjalan-jalan di tengah udara segar, misalnya di taman atau di pegunungan.
Tujuannya untuk membantu membersihkan paru dari polusi dan menggantinya dengan
udara yang lebih segar.
"Paling tidak kegiatan itu perlu
dilakukan satu minggu sekali," tandas dokter yang berpraktik di Rumah
Sakit Persahabatan ini.
Kendati demikian, Agus menekankan,
selain melakukan tiga hal itu, yang penting juga adalah melakukan pola hidup
sehat. "Kalau punya kebiasaan merokok harus berhenti. Pola makan harus
yang banyak mengandung antioksidan untuk melawan radikal bebas dari polusi
udara tersebut."
Diketahui, selain memengaruhi kesehatan
paru, polusi udara juga merupakan faktor risiko dari penyakit-penyakit lainnya,
seperti penyakit jantung, stroke, dan tuberkulosis. Ini berhubungan dengan
pengurangan kemampuan hemoglobin darah dalam mengikat oksigen yang disalurkan
ke seluruh tubuh.
Agus menjelaskan, dengan menghirup
polusi, maka hemoglobin bukan lagi mengikat oksigen, melainkan mengikat polusi
itu sendiri, khususnya karbon monoksida. Ini karena karbon monoksida memiliki
kemampuan 300 kali untuk diikat oleh hemoglobin.
sumber : kompas.com