Boleh
dibilang penyakit yang paling menakutkan bagi kaum wanita adalah kanker
payudara. Risiko kehilangan payudara, bahkan kematian, sudah terlintas di benak
bila mendengar penyakit itu. Mengapa? Karena, di Indonesia, kanker payudara
merupakan kanker kedua terbanyak pada wanita dan 70 persennya ditemukan dalam
stadium tinggi.
Apa bedanya kanker payudara dengan tumor payudara? Tumor, yang secara umum berarti benjolan, terdiri dari dua jenis, yaitu jinak dan ganas. Yang ganas inilah yang lebih popular dengan sebutan kanker. Tumor jinak terdiri dari dua sifat, yaitu padat atau berisi cairan (kista).
Kista payudara ditemukan pada 95% wanita berusia di atas 35 tahun, yang terjadi akibat perubahan keseimbangan hormon yang dihasilkan indung telur. Ukuran kista bisa membesar, ada yang terasa nyeri, dan ada pula yang tidak. Untuk menemukannya, dapat dilakukan melalui pemeriksaan USG (ultrasonografi).
Tumor yang bersifat padat biasanya berbentuk bulat atau lonjong, berbatas jelas, yang bisa digerakkan karena tidak melekat pada jaringan sekitarnya. Tumor ini sering ditemukan pada gadis atau ibu berusia muda.
Ingin tahu siapa saja yang berisiko terkena kanker payudara? Para ilmuwan menyebutkan bahwa mereka yang memiliki karakteristik, kebiasaan, dan gaya hidup tertentu lebih berisiko terkena kanker payudara. Yaitu:
Wanita yang memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarga.
Wanita
yang menikah tapi tak punya anak.
Wanita
yang punya anak tapi tak pernah menyusui anaknya.
Wanita
yang hamil pertama kali di atas usia 35 tahun.
Wanita
yang mendapat haid pertama kali di bawah usia 12 tahun.
Wanita
yang menopause di atas usia 50 tahun.
Wanita
yang melakukan terapi sulih hormon (HRT) setelah menopause.
Selain
itu, ada dua faktor lain yang meningkatkan risiko, yaitu pola makan
(mengkonsumsi lemak secara berlebihan, terutama lemak hewani), dan adanya
kelainan pada payudara.
Tapi, jangan langsung cemas, ada 3 hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi faktor risiko, antara lain memperbaiki gaya hidup dan mendeteksi penyakit dalam stadium dini. Para ahli menganjurkan agar kaum wanita melakukan deteksi dini seperti pemeriksaan sendiri, pemeriksaan oleh dokter, dan pemeriksaan mamografi atau USG payudara setiap tahun.
Sumber: http://www.artikelkesehatan.com