GUA SHA/KEROKAN YANG MERAKYAT
Jika kita perhatikan, dalam menjaga
kesehatannya sehari-hari, masyarakat sering melakukan kerokan. Terutamanya bila
ada anggota keluarga yang mengalami masuk angin. Kerokan ini sudah menjadi
salah satu bentuk pengobatan yang sudah merakyat. Kali saya mengajak anda,
untuk melihat lebih jauh mengenai kerokan dalam beberapa perspekstif.
Dalam pengotaban tradisional tionghoa,
kerokan dikenal sebagai gua sha. Gua Sha bila diterjemahkan secara bebas,
memiliki makna menggaruk dan menimbulkan lebam. Gua Sha merupakan bentuk
pengobatan tradisional Chinese medicine (TCM) yang dalam prakteknya kulit
digaruk dengan menggunakan alat yang tumpul untuk menghasilkan lebam yang
ringan.
Umumnya pada pengobatan TCM, alat yang
digunakan untuk gua sha ini merupakan sendok keramik atau batu giok. Gua Sha
ditujukan untuk mengeluarkan faktor pathogen (penyebab penyakit) pada daerah
yang sakit dan menstimulasi peredaran darah di daerah tersebut dan memicu
proses penyembuhan. Dalam kontek dunia barat, gua sha disebut dengan “spooning”
atau “coining”. Dalam perjalanannya gua sha ini dibawa ke Vietnam, dan dikenal
sebagai cao gio yang terjemahan bebasnya berarti menggaruk angin.
Di Indonesia gua sha dikenal dalam
bentuk kerokan. Budaya kerokan ini ternyata sudah ada sejak zama kerajaan
dahulu. Bahkan raja-raja dan petinggi kerajaan Nusantara banyak yang melakukan
terapi kerokan ini untuk kesehatan. Alat yang digunakan di nusantara biasanya
berupa koin. Dalam kepercayaan rakyat, semakin merah dan gelap tanda guratannya
semakin parah masuk anginnya.
Aplikasi gua sha ini berlandaskan pada
kitab pengobatan tcm Shang Han Lun (kita pengobatan tentang penyakit-penyakit
yang diakibatkan oleh faktor pathogen dingin). Dalam kitab ini dijelaskan ada 6
tahapan bagaimana suatu penyakit menyerang tubuh manusia, tahapan yang paling
ringan adalah pada tahan kulit (dalam kontek tcm adalah tahan Tai Yang). Umumnya
pathogen yang menjadi awal penyebab timbulnya penyakit berdasar kitab ini
adalah angin. Angin menjadi kendaraan bagi pathogen lainnya (seperti panas,
api, dingin, lembab) untuk masuk ke dalam tubuh manusia lebih dalam. Untuk mengeluarkan
pathogen angin tubuh dari dalam tubuh dengan mengangatkan permukaan kulit
sehingga peredaran darah meningkat dan menjadi lancar.
Gua Sha dilakukan dengan menekan
secara berulang pada kulit yang telah dilumasi dengan minyak seperti minyak
telon, minyak olive, minyak kelapa, atau lotion. Cairan licin ini digunakan
agar tidak terjadi iritasi atau lecet pada kulit. Penggunaa herbal seperti jahe
yang telah direndam dalam arak beras kadang digunakan untuk kasus-kasus
tertentu. Pelumas ini dioleskan ke permukaan kulit setelah itu alat gua sha
digerakkan secara perlahan-lahan supaya tidak terlalu sakit.
Secara ilmiah, gua sha dapat
dijelaskan sebagai berikut. Gua Sha akan menghasilkan reaksi inflamasi atau radang
yang mengakibatkan melebarnya pembuluh darah. Dengan gua sha, teradilah
pelebaran pembuluh darah yang akan melancarkan aliran darah. Jika aliran darah
lancar maka lebih banyak oksigen dan nutrisi masuk untuk jaringan otot. Zat-zat
yang menyebabkan rasa pegal dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang atau
dinetralkan. Selain itu, juga terjadi perangsangan pada keratinosit dan endotel
(lapisan paling dalam pembuluh darah) yang akan bereaksi dengan munculnya
propiomelanokortin (POMC). Zat ini merupakan polipeptida yang kemudian akan
dipecah dengan hasil akhir salah satunya adalah beta endorphin.
Pasca gua sha didapatkan peningkatan
IL-1 beta, Clq, dan beta endorphin. Sementara kadar C3 dan PGE2 justru turun. Penyebab
rasa nyeri adalah PGE2 sehingga kadar PGE2 diturunkan maka nyeri akan
berkurang. Hasil ini menyebabkan berkurangnya nyeri otot, badan terasa segar
dan nyaman. Kadar endorfin orang-orang yang dikerok naik signifikan. Peningkatan
endorfin membuat mereka nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar dan bersemangat.
Inflamasi yang ditimbulkan selain meredakan nyeri otot juga akan memicu reaksi
kardiovaskuler. Tandanya adalah peningkatan temperature tubuh secara ringan,
antara 0,5-10c. interleukin menggambarkan adanya reaksi peradangan tidak
signifikan. Makanya setelah dikerok, badan kita terasa lebih hangat. Kadar prostaglandin
turun. Di sisi lain, zat ini menyebabkan nyeri otot. Penurunan kadar
prostaglandin membuat nyeri otot berkurang.
Prinsip gua sha tak jauh beda dengan
akupunktur yang dengan proses menancapkan jarum ke dalam tubuh. Prinsip gua sha
adalah meningkatkan temperature dan energi pada tubuh yang dikerok. Peningkatan
energy ini dilakukan melalui perangsang kulit tubuh bagian luar. Dengan cara
ini, saraf penerima rangsang di otak akan menyampaikan rangsangan yang
menimbulkan efek memperbaiki organ pada titik-titik meridian tubuh. Pada gilirannya,
arus darah di tubuh yang lancar akan menyebabkan pertahanan tubuh juga
meningkat.
Setiap tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan, pastilah memiliki suatu konsekuensi. Berikut ini beberapa
efek samping yang mungkin terjadi apabila malakukan gua sha.
Mengakibatkan Kontraksi Dini
Seperti yang kita tahu bahwa saat
dikero atau dikerik, makan akan terjadi inflamasi (peradangan). Nah yang
menjadi masalah adalah reaksi penolakan terhadap inflamasi tubuh tubuh. Saat terjadi
inflamasi, maka mediator anti inflamasi akan mengeluarkan suatu zat yang
disebut cytokines yang merupakan sel yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh.
Zat ini akan memicu pelepasan
prostaglandin yang bisa menyebabkan kontraksi pada rahim. Oleh karena itu, bagi
ibu-ibu yang sedang hamil sangat dilarang menggunakan penyembuhan dengan cara
dikerok karena bisa mengakibatkan timbulnya kontraksi dini akibat munculnya zat
prostaglandin.
Untuk kasuk ibu hamilini, tidak hanya
gua sha atau kerokan, tindakan medis pun harus diperhatikan dengan amat teliti.
Sehingga tidak mengakibatkan kerugian pada ibu yang sedang hamil.
Masuknya Bakteri dan Virus
Terapis yang melakukan kerokan atau
gua sha haruslah menjaga kebersihan dirinya serta peralatan kerokannya. Haruslah
disterilkan dengan cara yang ketat. Saat kita mengerok atau mengerik tubuh
kita, pori-pori kulit akan terbuka lebar oleh karena efek gesekan kulit dengan
benda tumpul maupun karena panas tubuh yang meningkat. Saat pori-pori kita
membesar apabila peralatan yang digunakan tidak disterilkan secara benar, makan
besar kemungkinan terjadi infeksi dari alat yang digunakan ataupun akibat tidak
bersihnya terapis yang melakukan praktek kerokan atau gua sha.
Sebagai seorang konsumen kesehatan
sudah sepantasnya Anda mengetahui tindakan apa yang dilakukan kepada Anda. Be healthy,
be balance. Salam sehat.
Sumber : tonylintcmacupuncture.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar